Senin, 31 Januari 2011

Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto

This building was built in 1910 and named "Gluck Auf". Formerly used as a banquet hall or party and Dutch colonial officials. The building was also once the house is used as tempaat Ball bowling ball playing, building societies place kolinial officials held a meeting, where party officials-none of mine, and none the Netherlands after work. In the evening they entertain themselves, by spending time and money, drinking, dancing-dansi in the House of Balls. Entertainment, procrastinators miss the days to their relatives in the country Windmills. After independence the building was used as a Building Society Meeting (GPM), later became the offices of Bank of Commerce Negaara (BDN) and also once occupied by Bank Mandiri until 2005. Having been revitalized, on December 1, 2006, the building was re-enabled as the Cultural



Gedung ini dibangun pada tahun 1910 dan bernama "Gluck Auf". Dahulunya digunakan sebagai gedung pertemuan dan jamuan atau pesta para pejabat kolonial belanda. Bangunan ini juga pernah menjadi Rumah Bola yang dipergunakan sebagai tempaat bermain bola bowling, gedung societies tempat para pejabat kolinial mengadakan pertemuan, tempat berpesta para pejabat tambang dan none-none Belanda setelah bekerja. Sore hingga malam hari mereka menghibur diri, dengan menghabiskan waktu dan uang, minum-minum, berdansa-dansi di Rumah Bola. Hiburan, penunda hari-hari rindu ke sanak saudara di negeri Kincir Angin. Setelah kemerdekaan gedung ini dijadikan sebagai Gedung Pertemuan Masyarakat (GPM), kemudian menjadi kantor Bank Dagang Negaara (BDN) dan juga pernah ditempati oleh Bank Mandiri hingga tahun 2005. Setelah dilakukan revitalisasi, pada tanggal 1 Desember 2006, gedung ini kembali difungsikan sebagai Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto.

**Gedung Pusat Kebayaan ini juga sangat dekat dari CENDANA HOMESTAY.

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan untuk menulis komentar anda di sini...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More